Apa itu
Leisure? Menurut Myra, 20 tahun, yang
masih single ini, leisure baginya adalah waktu bebas, tidak ada sesuatu yang
terlalu penting dan hanya bersantai saja. Biasanya, disaat ia memiliki free time, Myra hanya di kamar saja,
membaca buku, main piano, pergi ke Mall, ke salon, shopping dan lain-lain.
Tetapi aktivitas yang paling sering dilakukannya adalah membaca buku sebab
akhir-akhir ini ia senang membaca buku biografi.
Jika ditanya
tempat apa yang paling ia sering kujungi untuk menghabiskan waktu luang, tanpa
pikir panjang yang langsung terlintas di benaknya adalah Mall. Ia paling sering
mengunjungi Mall Plaza Indonesia dan Grand Indonesia yang letaknya
bersebrangan. Menurutnya, kedua Mall tersebut sudah tidak asing lagi baginya
sejak ia kecil dan orangtua nya pun selalu mengajak Myra untuk pergi ke Mall
tersebut hampir di setiap weekend. Alasan
lain setiap minggu Myra selalu
mengunjungi Grand Indonesia dikarena ia mengikuti sebuah kursus piano di salah
satu institusi industri musik, “jadi ya
sekalian deh mampir keliling-keliling hahahaha”, katanya.
Biasanya ia dan
keluarganya hanya berkeliling di Mall yang dikunjungi, makan bersama, menonton
bioskop dan lainnya. Ia dan keluarganya hampir tidak pernah mengunjungi
tempat-tempat wisata sebab yang ia ingat, ia hanya pergi ke tempat-tempat
wisata bersama teman-temannya. Dufan, Safari, dan Seaworld misalnya, baru-baru
ini ia baru saja berkunjung ke Seaworld Menurutnya tempat tersebut sudah
berubah dan sudah tidak begitu menarik lagi.
“waktu kecil itu kan pas kita ke Seaworld
rasanya seru banget wow gitu kann, tapi pas trakir gue kesana beberapa bulan
yang lalu, kaya kaget gitu, ternyata aernya uda pada butek-butek, ikannya juga
uda kaya jelek dan jorok juga tempatnya. Trus harusnya kan ruangannya ber-AC,
dingin, bersih, nyaman, tapi malah agak panas trus yang ada eskalator di dalem
terowongan juga ga jalan. Pokoknya uda ga asik deh ”
Walaupun menurut
Myra Seaworld masih layak dikunjungi tetapi sebenarnya ia cukup kaget dengan
perubahan yang lumayan significant bila ia bandingkan Seaworld saat ia masih
kecil dan sekarang. “uda kaya ga terawat
gitu deh”, katanya.
Lain hal nya
dengan Dufan yang masih dalam satu area dengan Seaworld. Menurutnya Dufan cukup
menarik hanya saja memang bila dibandingkan dengan Disney Land yang memang
memiliki karakter-karakter andalan dan Universal Studios sangat jauh kualitas theme parknya. Tetapi, karena di
Indonesia khususnya Jakarta tidak memiliki theme
park yang lebih bagus maka ia pun masih mau apabila diajak ke Dufan. Ia pun
berpendapat, untuk Dufan sendiri, kebersihan cukup baik dan selama ia
berkunjung ke Dufan keamanan masih tetap terjaga dengan baik. Selain Seaworld
dan Dufan, Myra juga pernah berkunjung ke Taman Safari yang berada di Cisarua,
Bogor, “Trakir ke Taman Safari sih enak
ya, nyaman, bersih, binatangnya juga lucu-lucu”.
Keluarga Myra
yang tidak menyukai untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata atau hiburan dan
lebih memilih Mall mengakibatkan Myra selalu menghabiskan waktu luangnya
bersama teman dan pacar apabila berkunjung ke tempat-tempat wisata. Terkadang
ia dan keluarga berkunjung ke Makasar, tempat dimana Ibu nya berasal dan Ambon,
tempat dimana Ayahnya dibesarkan. Dapat dikatakan Myra adalah food-lover,
dimana setiap ditanyai apa yang unik di tempat tersebut, ia mengatakan makanan
khas daerah Makasar dan Ambon yang unik sangat membuatnya tertarik. Tanpa ragu
ia mengatakan, “makanannya sih unik
hahahaha itu tu rujaknya yang di pinggiran gitu enak, kalo kesana juga ya
biasanya cari makanan enak-enak ”.
Bila ditanya
tempat apa di Indonesia yang tidak mau ia kunjungi lagi, ia tidak bisa menjawab
dan memang menurutnya tidak ada. Namun apabila di luar negri, ia tidak ingin
untuk datang ke negara cina sebab menurutnya negara cina cukup kotor dan
orang-orang disana tidak ramah sama sekali. Myra berkata bahwa kebersamaan lah
yang membuat tempat yang ia kunjungi menjadi memorable, misalnya bersama
teman-teman atau keluarga.
Waktu kecil, ia
pernah ke museum di Indonesia tetapi ia sudah lupa. Ia tidak begitu tertarik apabila
diajak ke museum, sebab menurutnya museum itu membosankan dan kurang bersih, “abis ya Cuma liat-liat, terus dengerin
sejarah, tar kalo uda pulang juga sejarah-sejarah yang uda di baca uda ga inget,
terus karena peminatnya juga uda dikit jadi kaya ga keurus”, katanya. Myra
lebih menyukai untuk berkunjung ke pameran-pameran batik di Senayan daripada ia
harus ke museum. Walaupun demikian, apabila suatu hari nanti Myra diajak untuk
berkunjung ke museum, maka ia mau berkunjung ke museum Fatahilah yang menurutnya
paling menarik dibandingkn museum-museum di Jakarta lainnya.
Kira-kira apakah yang dilakukan Myra bila
bersama teman-temannya?
“biasa si ke tempat-tempat makan kaya di
Senopati kan sekarang lagi hype banget terus kalo ga ke Mall (lagi) ya ke rumah
temen sih. Sebenernya bosen sih ke Mall erus tapi kalo ga ya mau kemana lagi”
Menurut Myra,
tempat untuk menghabiskan waktu di Jakarta tidak membosankan namun pilihannya
sangat sedikit. “kalo ga ke mall abis mau
kemana lagi, paling ke tempat-tempat makan, kalo ke museum juga paling bentar
doang”, katanya.
Dalam sebulan,
Myra akan menghabiskan uang sebanyak 2 juta-an untuk pengeluaran leisure saja
seperti makan dan menonton bioskop. Diluar itu, ia akan mengeluarkan uang
sekitar 1 juta hingga 2 juta untuk ber-shopping ria di Mall.
Selain Mall, sebenernya Myra sangat ingin
untuk pergi menghabiskan waktu denga mengunjungi pantai, tetapi pantai di
Jakarta tidak ada yang bagus. Ia hanya pernah mengunjungi pantai-pantai diluar
Indonesia seperti di Ambon dan Bali. Berbeda dengan luar negri, Myra cukup
salut dengan kebijakan pemerintah di negara-negara luar misalnya dengan
mewajibkan para turis untuk mengunjungi objek wisata tertentu misalnya museum,
temple, dan lainnya. Menurut Myra kebijakan ini sangat bagus apabila diterapkan
di Indnesia hanya saja pemerintah maupun pengelola swasta dapat merawat dan
melestarikan kembali objek-objek wisata yanga da dan tetap dijaga serta selalu
diperbaikin dann diperbaharui.
No comments:
Post a Comment